Minggu, 17 Februari 2008

Riligiusitas

RELIGIUSITAS

Masalah komitmen beragama atau religiusitas adalah masalah yang sangat individual dan pribadi. Meskipun demikian, menurut Glock dan Stark, religiusitas seseorang dapat dilihat dari lima dimensi (Lihat dalam Jalaluddin Rahmat, dalam Taufik Abdullah, 1989 : 93). Kelima dimensi itu adalah :
Ritual Involvement, yaitu tingkatan sejauhmana seseorang mengerjakan ritual di dalam agama yang dianutnya. Dimensi ritualistik merujuk pada ritus-ritus keagamaan yang dianjurkan oleh agama dan atau dilaksanakan oleh para pengikutnya. Dimensi ini meliputi pedoman-pedoman pokok pelaksanaan ritus dan pelaksanaan ritus tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat meneliti frekuensi, prosedur, pola, sampai kepada makna ritus-ritus tersebut secara individual, sosial maupun kultural.
Ideological Involvement, yaitu tingkatan sejauhmana orang menerima hal-hal yang dogmatik di dalam agama mereka masing-masing. Dimensi ideologis berkenaan dengan seperangkat kepercayaan (beliefs) yang memberikan premis eksistensial untuk menjelaskan Tuhan, alam, manusia, dan hubungan diantara mereka. Kepercayaan ini dapat berupa makna yang menjelaskan tujuan Tuhan dan peranan manusia dalam mencapai tujuan itu. Kepercayaan akan adanya hari kiamat, malaikat, surga, neraka, dan lain-lain yang bersifat dogmatik.
Intellectual Involvement, yaitu seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran agamanya. Dimensi intelektual mengacu pada pengetahuan agama – apa yang tengah atau harus diketahui orang tentang ajaran-ajaran agamanya. Pada dimensi ini, penelitian dapat diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat melek agama (religious literacy) para pengikut agama, atau tingkat ketertarikan mereka untuk mempelajari agamanya.
Experiential Involvement, yaitu dimensi yang berisikan pengalaman-pengalaman unik dan spektakuler yang merupakan kajaiban yang datang dari Tuhan. Dimensi eksperensial adalah bagian keagamaan yang bersifat afektif – yakni keterlibatan emosional dan sentimental pada pelaksanaan ajaran agama. Inilah perasaan keagamaan (religion feeling) yang dapat bergerak dalam empat tingkat : konfirmatif (merasakan kehadiran Tuhan atau apa saja yang diamatinya), responsif (merasakan bahwa Tuhan menjawab kehendaknya atau keluhannya), eskatik ( merasakan hubungan yang akrab dan penuh cinta dengan Tuhan), dan partisipatif ( merasa menjadi kawan setia kekasih , atau wali Tuhan dan menyertai Tuhan dalam melakukan karya Ilahiah).
Consequential Involvement, yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya. Dimensi ini meliputi segala implikasi sosial dari pelaksanaan ajaran agama. Dimensi inilah yang menjelaskan apakah efek ajaran Islam terhadap etos kerja, hubungan interpersonal, kepedulian pada penderitaan orang lain, dan sebagainya.

Selasa, 05 Februari 2008

Selamat Datang

Saudaraku, selamat datang di blog saya, mudah-mudahan anda semua mendapatkan banyak informasi dari blog ini